Tips Kesehatan | Resep Tradisional

Sunday, 15 May 2016

Anak Alergi? Mungkin Makan Makanan Ini


Alergi adalah suatu reaksi berlebihan dari sistem kekebalan (imun) yang ada adalam tubuh seseorang terhadap benda-benda asing yang masuk ke tubuh seseorang. Benda-benda asing tersebut bisa berupa lingkungan atau bahan-bahan meteri yang dianggap berbahaya terhadap tubuh seseorang. Reaksi tersebut biasanya dikenal dengan istilah reaksi hipersensivitas, karena reaksi yang dilakukan oleh sistem imun dalam tubuh seseorang lebih tinggi dari biasanya. 

Alergi tidak hanya bisa menyerang orang dewasa. Anak-anak balita biasanya mempunyai risiko yang lebih tinggi mengalami alergi karena mempunyai reaksi hpersensitivitas yang lebih tinggi daripada orang dewasa. Alergi yang menyerang anak-anak balita biasanya timbul sebagai penyakit kulit yang dinamakan sebagai dermatitis atopi.

Pada anak atau balita yang mengalami alergi akan terlihat bercak kemerah-merahan pada kulit yang disertai dengan pengelupasan dan kulitnya tanpak bersisik. Gejala tersebut diakibatkan ketika si ibu sedang menyusui si bayi, sisa air susunya menempel pada pipi si bayi dan si ibu kurang bersih ketika membersihkannya. Akibatnya, jika si bayi peka terhadap air susu si ibu tersebut maka sistem pertahanan tubuh si bayi akan melakukan reaksi berlebihan yang itu dapat mengganggunya.

Alergi pada anak kadangkala dapat disebabkan oleh makanan-makanan tertentu. Hal ini disebabkan karena terjadi reaksi hipesensitivitas sistem kekebalan tubuh terhadap makanan tertentu. Adapun beberapa makanan yang sering menyebabkan alergi adalah seperti susu sapi, sereal, kacang-kacangan, putih telur, udang dan ikan.  Alergi juga dapat disebabkan oleh sulfida atau salisilat dalam makanan dan obat, penyedap makanan, zat pengawet, dan pewarna sintetis.

Alergi makanan pada anak dapat terjadi hingga sekitar 3-10%. Hal ini disebabkan karena pada bayi, biasanya aktivitas enzim pencernaannya belum sepenuhnya berkembang sehingga asupan protein dalam tubuh tidak dapat dicerna dengan optimal. Selain masalah pencernaan, anak-anak umumnya memiliki permeabilitas mukosa usus untuk makromolekul lebih besar daripada orang dewasa. Hal ini dapat menyebabkan protein yang belum dipecah lebih banyak terserap di usus kecil sehingga menimbulkan reaksi alergi.

Alergi yang menyerang anak ini, seiring dengan semakin bertambahnya umur, 80% alergi makanan biasanya akan menghilang pada tahun-tahun awal kehidupannya. Karenanya, orang dewasa sangat sedikit sekali yang mengalami alergi makanan dan perempuan umumnya mempunyai persentase dua kali lipat dari laki-laki. Ini menunjukkan bahwa alergi sangat identik dengan masalah anak karena ia lebih banyak menyerang anak-anak daripada orang dewasa.

Gejala alergi pada anak
Reaksi hipersensivitas umumnya hanya terjadi pada orang-orang tertentu yang mempunyai kecenderungan untuk itu (faktor genetik), dan sedikit pada orang tanpa riwayat alergi dalam keluarganya. Dan gejala alergi bervariasi pada setiap orang, begitu juga dengan tingkat keparahannya. Hal ini disebabkan karena setiap makanan penyebab alergi memberikan reaksi yang berbeda satu sama lain. Begitu juga dengan kemunculannya, ada yang muncul setelah makan langsung dan ada juga yang terjadi lebih lama. Namun demikian, gejala alergi makanan ini setidaknya dapat ditandai oleh salah satu dari beberapa berikut.
  • Terdapat ruam kulit kemerahan (biduran/urtikaria) yang gatal dan menghilang dalam beberapa hari.
  • Gatal pada tenggorokan, mulut, mata, kulit, dan telinga
  • Terjadi radang pada mulut, lidah, atau langit-langit
  • Tenggorokan terasa menyempit
  • Diare terjadi secara tiba-tiba
  • Muntah yang terjadi secara tiba-tiba
  • Diare, muntah, perut kram, keras, dan kembung
  • Hidung berair dan pusing
  • Sulit bernapas setelah memakan jenis makanan baru
  • Wajah, bibir atau lidah membengkak
  • Tenggorokan tersumbat yang menyebabkan sulit menelan atau bernapas
  • Wajah pucat atau membiru, denyut nadi melemah, dan kehilangan kesadaran.
  • Berak darah dan ini biasanya sering dianggap infeksi bakteri atau infeksi amuba padahal itu suatu gejala dari alergi
Pada reaksi alergi ringan, seperti sakit perut atau ruam merah, perhatikan kondisi si kecil bila keadaannya memburuk, hubungi dokter. Untuk meredakan rasa kurang nyaman, banyak dokter merekomendasikan antihistamin sesuai dosis dan berat badan anak. Jika anak mengalami reaksi alergi relatif berat, seperti tenggorokan tersumbat, bibir membengkak, atau kehilangan kesadaran, segera hubungi nomor darurat rumah sakit. Bicarakan pada dokter apakah Anda perlu menyimpan epinefrin atau tidak.

Penyebab alergi makanan pada anak


Ada tiga hal yang menjadi penyebab alergi makanan pada anak. Anak dengan genetik alergi mempunyai kecenderungan untuk mengalami alergi. Begitu pula dengan adanya ketidakmatangan saluran pencernaan, anak juga bisa mengalami alergi. Selain itu, anak menjadi alergi juga karena adanya faktor paparan makanan yang bersifat alergen terlalu dini. Kedua penyebab pertama di atas, dapat membaik ketika anak berusia 2-7 tahun.

Alergi juga mempunyai kaitan yang erat dengan sistem imun, sehingga saat ini telah dikembangkan metode terapi untuk alergi makanan berbasis mekanisme sistem imun yang disebut immunoterapi. Dan orang yang mengalami alergi ini dibagi menjadi 3 fenotip dasar yaitu alergi makanan sementara, alergi makanan permanen, dan sindrom alergi oral. 

Ketiga kelompok di atas mempunyai mekanisme immunologi yang berbeda satu sama lain. Ini memungkinkan adanya pendekatan immunoterapi yang berbeda-beda pula. Dan alergi makanan sementara merupakan kelompok alergi yang paling merespon terapi immunologi ini. Namun sebenarnya, alergi makanan sementara tidak memerlukan pengobatan, namun terapi ini bisa membantu beberapa hal, termasuk percepatan pembangunan toleransi dan meningkatkan kualitas hidup dan status gizi. 

Adapun untuk alergi makanan permanen, memiliki tantangan tersendiri dalam melakukan terapi. Hal ini disebabkan karena dikhawatirkab adanya respon yang kurang menguntungkan terhadap terapi, termasuk kegagalan untuk menurunkan rasa mudah terpengaruh, kegagalan untuk memiliki toleransi oral, dan lain sebagainya.

Beberapa makanan pemicu alergi
Ada beberapa makanan yang dapat memicu terjadinya alergi. Beberapa makanan tersebut ialah sebagai berikut.
  • Susu sapi
  • Telur ayam
  • Kacang tanah
  • Kacang pohon
  • Gandum
  • Tomat dan Stroberi
  • Kedelai
  • Ikan
  • Kerang (custacea dan moluska)
  • Sayur dan buah-buahan


Anak Alergi? Mungkin Makan Makanan Ini Rating: 4.5 Diposkan Oleh: sehat-itu-mudah

0 comments:

Post a Comment