Muntah dan berak atau lebih dikenal dengan istilah muntaber, merupakan kondisi di mana seseorang menderita muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali. Kejadian ini dapat berulang tiga sampai sepuluh kali lebih dalam sehari.
Penyakit muntaber disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu yang paling utama adalah karena bakteri parasit atau infeksi virus yang menyebar melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Muntaber juga bisa terjadi akibat adanya racun tertentu yang terdapat dalam seea food. Muntaber juga terjadi karena penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat sembelit.
Penyakit yang juga disebut sebagai flu perut ini dapat menyerang siapa saja, termasuk anak balita. Bagi anak yang menderita muntaber, akan kehilangan banyak cairan dan garam dari tubuhnya, serta akan mengalami dehidrasi apabila cairan yang hilang dari tubuh anak tidak segera diganti. Oleh karena itu, antisipasi pertama kali yang perlu dilakukan oleh orang tua ketika mengetahui anak dinyatakan menderita muntaber adalah dengan cara memberi cairan sebanyak mungkin sebelum anak dibawa ke dokter.
Penyakit muntaber disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu yang paling utama adalah karena bakteri parasit atau infeksi virus yang menyebar melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Muntaber juga bisa terjadi akibat adanya racun tertentu yang terdapat dalam seea food. Muntaber juga terjadi karena penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat sembelit.
Penyakit yang juga disebut sebagai flu perut ini dapat menyerang siapa saja, termasuk anak balita. Bagi anak yang menderita muntaber, akan kehilangan banyak cairan dan garam dari tubuhnya, serta akan mengalami dehidrasi apabila cairan yang hilang dari tubuh anak tidak segera diganti. Oleh karena itu, antisipasi pertama kali yang perlu dilakukan oleh orang tua ketika mengetahui anak dinyatakan menderita muntaber adalah dengan cara memberi cairan sebanyak mungkin sebelum anak dibawa ke dokter.
(Gambar: http://www.sehatraga.com/hati-hati-muntaber-pada-anak/)
Apabila anak masih menyusu, memberikan ASI pada anak menjadi lebih baik karena ASI mengandung cairan dan elektrolit yang dapat membantu untuk mencegah terjadinya dehidrasi pada anak. Pemberian cairan pada anak sangat penting untuk dilakukan karena ini membantu mencegah terjadinya dehidrasi. Jika ini dibiarkan, kondisi ini dapat berisiko kematian pada anak.
Sebagian anak yang menderita muntaber biasanya tidak berselera untuk mengkonsumsi makanan padat karena sedang ada masalah dengan sistem pencernaannya dalam perut. Ketika anak sudah merasa lebih baik, ia akan mulai makan dengan normal kembali, dan tentunya sesuai dengan tingkat kesembuhannya.
Ada hal yang perlu dihindari oleh orang tua ketika anak sedang menderita muntaber, ialah hindari memberikan cairan dengan air biasa karena akan sangat berbahaya pada anak, terutama pada bayi. Apabila anak tetap muntah-muntah maka pemberian cairan dapat dilakukan dengan sedikit-sedikit. Sedangkan bagi anak yang usianya sudah lebih dari satu tahun, cairan dapat diganti dengan mengonsumsi minuman berenergi yang tersedia di pasaran. Dan sebagai catatan, hindari pemberian jus buah karena hal ini dapat memperparah kondisi muntaber anak.
Anak balita menjadi objek sasaran yang paling banyak serangan muntaber ini. Hal ini sangat dipengaruhi oleh makanan dan minuman yang dikonsumsinya dalam kesehariannya. Oleh karena itu, makanan dan minuman pada anak menjadi faktor utama penyebab muntaber pada anak.
Di antara makanan dan minuman yang sering kali menjadi penyebab muntaber pada anak ialah sebagai berikut.
Makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri
Bakteri yang terdapat pada makanan atau minuman membuat perut anak akan terasa perih, nyeri, mual-mual hingga muntah. Tidak lama kemudian, anak akan menderita muntaber. Nyeri di perut biasanya timbul pada perut bagian bawah, dan biasanya diikuti kejang pada otot. Oleh karena itu, perhatian orang tua sangat diperlukan untuk mencegah timbulnya penyakit muntaber pada anak.
Adapun makanan maupun minuman yang mudah terkontaminasi oleh bakteri, antara lain ialah seperti berikut.
daging setengah matang, kerang dan tiram, ikan tuna, tomat, sayuran hijau, kubis, telur, es krim, keju, dan es yang dibuat dari air yang tidak higinis.
Apa yang harus dilakukan orang tua?
Ketika anak terserang muntaber, jangan panic, sebab kepanikan tidak akan menyembuhkan anak. Sebaiknya, Anda sesegera mungkin untuk memberikan pertolongan pada bayi atau anak dengan memberikan cairan. Cairan dimaksud adalah ASI untuk bayi dan oralit untuk anak, sebagai pengganti cairan yang hilang akibat muntah dan diare, guna mengantisipasi terjadinya dehidrasi pada anak.
Ketika anak Anda sudah tedapat tanda-tanda terserang muntaber, sebaiknya langsung berikan cairan, entah ASI maupu oralit. Untuk ASI tidak ada batasan sedangkan untuk oralit, untuk anak di bawah umur dua tahun, Anda bisa memberikannya seperempat hingga setengah gelas dalam setiap 30 menit sampai 1 jam. Sedangkan untuk anak di atas dua tahun, Anda bisa memberikannya setengah sampai satu gelas cairan
Adapun cara pemberiannya ialah dimulai dari sejumlah kecil cairan lalu naikkan takarannya setiap kali memberikannya. Pastikan, pada Anda memberikan cairan ini, anak tidak sedang muntah.
Jangan pernah memberikan obat-obatan apapun pada anak, termasuk obat diare tanpa petunjuk dokter. Jika anak Anda masih bayi, berikan ASI yang banyak saja. Sedangkan untuk anak, pemberian obat anti diare boleh diberikan jika umur anak sudah di atas 10 tahun lebih.
0 comments:
Post a Comment