Tangisan bayi bukan semata-mata tangisan biasa namun lebih sebagai tanda dan isyarat yang mengandung arti yang sangat kompleks. Hal ini menuntut perhatian Anda sebagai orang tua untuk memahaminya sehingga Anda bisa mengetahui kondisi bayi Anda dan Anda pun bisa langsung memenuhi keinginan bayi Anda tersebut.
Sebagaimana Anda pahami, bayi belum bisa berbicara dan karenanya ia menggunakan tangis sebagai komunikasinya. Lalu seperti apa komunikasi tangisan bayi ketika ia lapar? Bayi yang sedang lapar, tangisannya memiliki pola. Maksudnya, tangisan bayi dalam kondisi ini mempunyai irama, teratur, dan tanpa disertai lengkingan atau jeritan.
Tangisan bayi yang lapar dan ingin makan atau menyusu juga akan ditunjukkan dengan tangisan yang memiliki jeda atau berhenti sejenak untuk bernapas, setelah itu tangisan dilanjutkan lagi. Dan tangisan ini akan terjadi terus-menerus sepanjang bayi belum diberikan makan atau ditetei. Bahkan kadang kala, tangisan bayi lapar ini akan semakin kencang dan keras jika ia sudah merasa sangat lapar sekali.
Suara tangisan bayi yang sedang lapar berebeda dengan suara tangisan lainnya. Biasanya tangisannya disertai dengan suara “nneh” atau “nnah”. Untuk itu, pahami dan dengarkan dengan seksama saat bayi Anda menangis, apakah suaranya mengandung “nneh” atau “nnah” atau tidak.
Tangisan bayi lapar juga ditandai oleh kondisi mulut bayi membuka. Ini sebagai ekspresu di mana mulut bayi seakan-akan mencari puting susu ibu. Maka dari itu, untuk memastikannya, cobalah lakukan sesuatu. Misalnya, coba tempelkan telunjuk Anda pada bibir bayi Anda. Lihat responnya, ia bereaksi dan seakan-akan sedang mencari sesuatu, dapat dipastikan bahwa bayi Anda sedang merasa haus atau lapar.
Dari itu dapat disimpulkan bahwa tangisan yang menandakan bayi sedang lapar atau ingin menyusu adalah sebagai berikut.
- Tangisan memiliki pola, berirama, dan teratur
- Tidak ada tangis jeritan atau lengkingan namun jika bayi dibiarkan terlalu lama, tangisnya bisa semakin keras karena laparnya semakin kuat.
- Tangisannya akan berhenti sejenak untuk bernapas untuk kemudian menangis lagi
- Suara tangisannya akan terdengar seperti “nneh” atau “nnah”.
- Kadang bayi juga mengisap atau seperti mencari puting susu
Kebutuhan makan pada bayi sangat berbeda dengan kebutuhan manusia dewasa, utamanya bayi yang baru lahir. Ia mempunyai kebutuhan makan dengan intensitas yang sangat tinggi sehingga karenanya, para pakar kesehatan menyarankan pada orang tua, khususnya ibu, untuk menyusui bayinya dua jam sekali. Bahkan dalam minggu-minggu pertama kehidupannya, bayi yang sehat bisa menyusu setiap jam atau hingga beberapa kali dalam satu jam, terutama saat sore dan menjelang tidur malam.
Dalam dua minggu pertama kehidupannya, bayi umumnya akan menyusu 8-12 kali dalam sehari. Namun seiring bertambahnya usia, durasi ini akan semakin berkurang. Bahkan ketika bayi sudah diberikan makanan pendamping ASI (MPASI), kebutuhan menyusu pada bayi semakin jauh berkurang. Dari itu dapat dikatakan bahwa kebutuhan makan pada bayi tergantung pada perkembangan usianya.
Dalam konteks ini perlu Anda diketahui bahwa idealnya pemberian makanan pada bayi adalah setiap 3 jam sekali. Hal ini disebabkan karena biasanya bayi mengalami lapar dalam interval 3 jam setelah makan. Namun dalam kasus-kasus tertentu, ada beberapa bayi yang sudah merasa lapar 2 jam setelah makan. Tentu saja hak ini sangat normal mengingat semua bayi mempunyai karakter dan keunikan tersendiri. Tetapi begitu, normalnya lambung manusia, termasuk juga bayi, baru akan mengalami pengosongan dalam interval 3 jam. Untuk itu, menjadi sangat penting jika Anda membangunkan bayi untuk makan saat dia tidur lebih dari empat jam.
0 comments:
Post a Comment